Category: Trik & Tips

  • 5 Hal Penting Yang Harus Disiapkan Sebelum Resign

    5 Hal Penting Yang Harus Disiapkan Sebelum Resign

    Memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan memang tidak mudah. Di balik keinginan untuk mencari peluang baru, rasa cemas dan ragu kerap menghantui. Namun, dengan persiapan matang, Anda dapat melangkah maju dengan penuh keyakinan dan terhindar dari stres. Berikut 5 hal penting yang perlu dipersiapkan sebelum resign:
    green plant in clear glass vase

    1. Keamanan Finansial

    Sebelum melangkah ke dunia baru, pastikan Anda memiliki pijakan yang kokoh. Siapkan dana darurat minimal 3 kali pengeluaran bulanan untuk mengantisipasi periode tanpa penghasilan. Hitung pula perkiraan biaya hidup selama masa pencarian kerja, seperti tagihan, cicilan, dan kebutuhan pokok lainnya. Buatlah anggaran khusus untuk keperluan ini dengan cermat, pertimbangkan penghematan di beberapa sektor yang memungkinkan.

    Sebagai contoh, Anda dapat mulai memasak makanan sendiri di rumah alih-alih makan di luar, mengurangi pengeluaran hiburan, dan menunda pembelian barang-barang yang tidak mendesak.

    Selain dana darurat, persiapkan pula dana untuk keperluan lain seperti pembiayaan CV dan portofolio, pulsa dan paket data untuk melamar pekerjaan online, dan transportasi untuk menghadiri interview.

    man standing in front of group of men

    2. Mencari Peluang Baru 

    Manfaatkan waktu yang ada untuk mencari peluang baru seluas-luasnya. Perbarui CV dan portofolio Anda agar menarik bagi calon pemberi kerja. Pastikan CV Anda memuat informasi yang relevan dengan posisi yang Anda lamar, seperti riwayat pendidikan, pengalaman kerja, pencapaian, dan keahlian yang Anda miliki. Tampilkan portofolio terbaik Anda, baik itu berupa hasil kerja terdahulu, desain grafis, atau video kreatif.

    Aktiflah mencari lowongan di berbagai platform online, seperti situs web pencari kerja, media sosial profesional seperti LinkedIn, dan platform lowongan kerja milik perusahaan tertentu. Jangan lupa untuk mengikuti job fair untuk bertemu langsung dengan calon pemberi kerja dan mendapatkan informasi lowongan terbaru.

    Berlatihlah teknik wawancara agar Anda tampil percaya diri dan siap menjawab pertanyaan. Siapkan jawaban untuk pertanyaan umum seperti “Ceritakan tentang diri Anda”, “Apa kelebihan dan kekurangan Anda?”, dan “Mengapa Anda ingin bekerja di perusahaan kami?”. Latihlah jawaban Anda di depan cermin atau dengan bantuan teman, dan perhatikan bahasa tubuh serta intonasi suara Anda.

    man in blue and white plaid dress shirt using macbook pro

    3. Jaga Komunikasi

    Siapkan surat pengunduran diri yang rapi dan sopan. Sebutkan tanggal terakhir bekerja dan alasan resign secara singkat dan profesional. Hindari menggunakan alasan yang negatif atau menyinggung perusahaan. Ucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan dan tawarkan bantuan untuk proses serah terima pekerjaan.

    Sampaikan surat pengunduran diri Anda kepada atasan secara langsung. Adakan percakapan resmi untuk menjelaskan niat resign dan sampaikan alasan Anda secara profesional. Jaga hubungan baik dengan atasan dan rekan kerja, dan tunjukkan profesionalisme Anda dengan menyelesaikan semua pekerjaan dengan tanggung jawab.

    man writing on glass board

    4. Perluas Jaringan

    Tetaplah menjalin komunikasi positif dengan rekan kerja selama masa transisi. Jaga silaturahmi dengan menghadiri acara reuni atau kumpul bersama. Bangunlah relasi dengan orang-orang di bidang yang Anda minati melalui platform online seperti LinkedIn atau dengan menghadiri acara-acara profesional.

    Mintalah rekomendasi dari atasan dan rekan kerja yang memiliki reputasi baik di bidangnya. Rekomendasi dari mereka dapat membantu meningkatkan kredibilitas Anda di mata calon pemberi kerja.

    Perbarui profil LinkedIn Anda dengan informasi terbaru dan tunjukkan bahwa Anda sedang mencari peluang baru. Bergabunglah dengan grup-grup LinkedIn yang relevan dengan bidang Anda untuk mendapatkan informasi terbaru tentang lowongan pekerjaan dan tren industri.

    low-angle photography of man in the middle of buidligns

    5. Mental yang Kuat

    Pahami hak dan kewajiban Anda sebagai karyawan terkait proses resign. Pelajari peraturan ketenagakerjaan yang berlaku di perusahaan Anda dan ikuti semua prosedur yang diperlukan. Hindari melakukan pelanggaran kontrak kerja yang dapat merugikan Anda di kemudian hari.

    Siaplah mental untuk menghadapi kemungkinan penolakan dari calon pemberi kerja. Tetaplah optimis dan yakin dengan kemampuan diri Anda. Anggap setiap penolakan sebagai pembelajaran dan motivasi untuk terus meningkatkan diri.

    Jangan mudah menyerah dan teruslah berusaha mencari peluang baru. Percayalah bahwa dengan kerja keras dan persiapan yang matang, Anda akan menemukan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat Anda.

    Ingatlah bahwa resign adalah proses yang membutuhkan persiapan dan perencanaan yang matang. Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat melangkah maju dengan penuh keyakinan dan memulai perjalanan baru dalam karir Anda.

    Sukses untuk Anda!

  • 5 Tanda Kamu Perlu Detoks Media Sosial

    5 Tanda Kamu Perlu Detoks Media Sosial

    Di era digital ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan banyak orang. Platform seperti Instagram, Facebook, dan Twitter memungkinkan kita untuk terhubung dengan teman dan keluarga, mencari informasi terbaru, hingga mendapatkan hiburan.

    people using phone while standing

    Namun, di balik manfaatnya, media sosial juga menyimpan potensi bahaya. Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menimbulkan kecanduan dan mengganggu berbagai aspek kehidupan.

    Berikut ini adalah 5 tanda yang menunjukkan bahwa kamu perlu melakukan detoks media sosial:

    1. Terus-menerus Membandingkan Diri dengan Orang Lain

    Media sosial sering kali menampilkan sisi “sempurna” kehidupan orang lain. Liburan mewah, pencapaian membanggakan, dan momen bahagia yang diunggah di media sosial dapat memicu rasa iri dan minder pada diri kita. Perbandingan sosial ini, jika tidak dikontrol, dapat berakibat pada rendahnya harga diri dan depresi.

    2. Tidak Bisa Berhenti Mengecek Notifikasi

    Pernahkah kamu merasakan cemas atau gelisah jika tidak mengecek media sosial? Apakah kamu secara refleks langsung meraih ponsel untuk membuka media sosial meskipun sedang beraktivitas lain? Hal ini bisa menjadi tanda kecanduan media sosial.

    Kecanduan ini dapat mengganggu fokus dan konsentrasi, sehingga menghambat aktivitas dan produktivitas.

    3. Merasa Terganggu dengan Konten Negatif

    Media sosial tak luput dari konten negatif seperti berita bohong, ujaran kebencian, dan cyberbullying. Paparan konten negatif ini dalam jangka panjang dapat menimbulkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi.

    4. FOMO (Fear of Missing Out)

    Takut ketinggalan berita atau tren terbaru di media sosial dapat membuat kita terus-menerus terpaku pada layar ponsel. Rasa FOMO (Fear of Missing Out) ini, alih-alih membuat kita merasa terhubung, justru dapat membuat kita terisolasi dari dunia nyata dan kehilangan momen-momen berharga dalam kehidupan.

    5. Media Sosial Tidak Lagi Menyenangkan

    Dulu, media sosial terasa sebagai platform yang menyenangkan untuk terhubung dan berbagi momen. Namun, seiring waktu, kamu mungkin mulai merasa bosan, kesal, atau bahkan stres saat membuka media sosial.

    Hal ini bisa menjadi tanda bahwa kamu perlu mendetoksifikasi diri dari media sosial.

    Melakukan detoks media sosial bukan berarti harus berhenti total dari penggunaannya. Kamu bisa mengatur ulang pola penggunaan media sosial agar lebih sehat. Berikut beberapa tips untuk detoks media sosial:

    • Batasi waktu penggunaan media sosial. Atur waktu tertentu dalam sehari untuk membuka media sosial, dan patuhi batasan tersebut.
    • Nonaktifkan notifikasi media sosial. Hal ini dapat membantu mengurangi godaan untuk terus-menerus mengecek ponsel.
    • Hapus aplikasi media sosial dari ponsel. Jika dirasa perlu, hapus aplikasi media sosial dari ponsel untuk sementara waktu.
    • Gunakan media sosial dengan lebih mindful. Saat membuka media sosial, fokuslah pada konten yang positif dan bermanfaat. Hindari membandingkan diri dengan orang lain dan batasi konsumsi konten negatif.
    • Luangkan waktu untuk aktivitas lain. Lakukan kegiatan yang lebih bermanfaat dan menyenangkan di luar media sosial, seperti berolahraga, membaca buku, atau menghabiskan waktu bersama orang terkasih.

    Detoks media sosial dapat membantumu kembali jernih, menghargai kehidupan nyata, dan menjalani hidup dengan lebih mindful.

    Penting untuk diingat bahwa detoks media sosial adalah proses yang personal. Tidak ada aturan yang baku untuk semua orang. Temukan cara yang paling cocok untukmu dan dengarkan kebutuhan tubuh dan pikiranmu.

    Jika kamu merasa kesulitan untuk melakukan detoks media sosial sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau konselor.

  • Kerja Lebih Asyik, Dengan Metode Job Crafting

    Kerja Lebih Asyik, Dengan Metode Job Crafting

    Pernahkah kamu merasa terjebak dalam rutinitas pekerjaan yang monoton dan membosankan? Atau, kamu merasa kurang tertantang dan ingin mengembangkan diri lebih lanjut? Jika ya, mungkin kamu perlu mencoba job crafting.

    Job crafting bukan sekadar perubahan deskripsi pekerjaan di atas kertas. Ini adalah sebuah pendekatan proaktif yang memberdayakanmu untuk mengubah desain pekerjaanmu agar lebih sesuai dengan minat, bakat, nilai, dan tujuan karirmu. Sederhananya, job crafting adalah tentang menciptakan pekerjaan impianmu di dalam pekerjaanmu saat ini.

    sticky notes on corkboard

    Bagaimana cara menerapkan job crafting?

    Job crafting dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada kebutuhan dan tujuanmu. Berikut adalah beberapa contohnya:

    1. Mengubah tugas dan tanggung jawab:
    • Tambahkan tugas baru yang lebih menantang dan sesuai dengan minatmu.
    • Minta tugas baru yang belum pernah kamu coba sebelumnya.
    • Delegasikan tugas yang tidak kamu sukai atau tidak sesuai dengan keahlianmu kepada orang lain.
    • Belajar keterampilan baru yang diperlukan untuk melakukan tugas baru.
    2. Membangun hubungan yang lebih kuat:
    • Jalin komunikasi yang lebih terbuka dengan atasan dan rekan kerja.
    • Bekerjasama dengan tim dalam proyek-proyek baru.
    • Berpartisipasi dalam kegiatan sosial di luar jam kerja.
    • Mentoring atau membimbing karyawan baru.
    3. Mengubah pola pikir:
    • Fokuslah pada aspek positif dari pekerjaanmu.
    • Carilah makna dalam pekerjaanmu.
    • Bersyukurlah atas kesempatan yang kamu miliki.
    • Tetapkan tujuan yang realistis dan achievable.

    Manfaat Menerapkan Job Crafting:

    Manfaat job crafting tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga oleh organisasi. Berikut adalah beberapa manfaatnya:

    Bagi Individu:
    • Meningkatkan kepuasan kerja: Ketika kamu merasa lebih senang dan tertantang dengan pekerjaanmu, kamu akan lebih puas dengan pekerjaanmu secara keseluruhan.
    • Meningkatkan produktivitas: Karyawan yang puas dengan pekerjaan mereka cenderung lebih produktif.
    • Meningkatkan motivasi: Job crafting dapat membantu kamu menemukan kembali motivasi dalam pekerjaanmu.
    • Meningkatkan retensi karyawan: Karyawan yang merasa puas dengan pekerjaan mereka lebih cenderung untuk bertahan di perusahaan.
    • Meningkatkan kesehatan mental: Job crafting dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental.
    Bagi Organisasi:
    • Meningkatkan kinerja: Karyawan yang lebih puas dan termotivasi akan berkinerja lebih baik.
    • Meningkatkan inovasi: Karyawan yang lebih kreatif dan proaktif akan menciptakan ide-ide baru yang dapat membantu organisasi berkembang.
    • Meningkatkan citra perusahaan: Karyawan yang bahagia dan puas akan merekomendasikan perusahaan mereka kepada orang lain, sehingga meningkatkan citra perusahaan.
    • Menurunkan biaya turnover: Ketika karyawan lebih lama bertahan di perusahaan, biaya turnover akan berkurang.

    Job crafting adalah cara yang mudah dan efektif untuk meningkatkan kepuasan kerja, produktivitas, dan motivasi.

    Bagaimana cara memulai job crafting?

    Berikut adalah beberapa tips untuk memulai job crafting:

    • Luangkan waktu untuk merenungkan apa yang kamu inginkan dari pekerjaanmu.
    • Buatlah daftar keterampilan, minat, dan nilai-nilainya.
    • Pikirkan tentang bagaimana kamu dapat mengaplikasikan keterampilan, minat, dan nilai-nilainya dalam pekerjaanmu saat ini.
    • Bicarakan dengan atasanmu tentang bagaimana kamu dapat mengubah pekerjaanmu agar lebih sesuai dengan tujuanmu.
    • Carilah peluang untuk belajar dan mengembangkan keterampilan baru.
    • Bangunlah hubungan yang positif dengan rekan kerja, atasan, dan klienmu.
    • Bersikaplah proaktif dan jangan takut untuk mengambil inisiatif.
    • Bersabarlah dan teruslah mencoba sampai kamu menemukan cara yang tepat untuk menerapkan job crafting dalam pekerjaanmu.

    Job crafting adalah sebuah perjalanan yang berkelanjutan. Seiring dengan perubahan minat, bakat, dan tujuanmu, kamu dapat terus menyesuaikan pekerjaanmu agar tetap sesuai dengan kebutuhanmu.

    Ingatlah bahwa kamu memiliki kendali atas pekerjaanmu.

    Mulailah menerapkan job crafting hari ini dan ciptakan pekerjaan impianmu!

  • 5 Tanda Rekan Kerja Anda Memiliki Niat Tersembunyi, Waspada!

    5 Tanda Rekan Kerja Anda Memiliki Niat Tersembunyi, Waspada!

    Membangun hubungan baik dengan rekan kerja memang penting untuk kelancaran pekerjaan. Namun, di balik keramahan dan kerjasama, bisa saja ada rekan kerja yang menyimpan niat tersembunyi. Niat ini bisa saja berakibat negatif bagi Anda, baik dalam karir maupun kehidupan pribadi.

    Unrecognizable ethnic woman in trendy wear on street

    Oleh karena itu, penting untuk jeli dalam melihat gelagat rekan kerja. Berikut 5 tanda yang menunjukkan bahwa rekan kerja Anda mungkin memiliki niat tersembunyi:

    1. Iri dengan Pencapaian Anda

    Tanda yang paling mudah terlihat adalah ketika rekan kerja menunjukkan rasa iri atas pencapaian Anda. Hal ini bisa terlihat dari sikap mereka yang selalu berusaha menjatuhkan, meremehkan usaha Anda, atau bahkan secara terang-terangan menjelekkan Anda di depan orang lain.

    Ketidakmampuan mereka untuk menerima kesuksesan Anda menandakan bahwa mereka memiliki rasa tidak aman dan ingin menjatuhkan Anda agar mereka merasa lebih baik. Waspadalah terhadap rekan kerja dengan tanda ini, karena mereka bisa saja melakukan sabotase atau tindakan lain untuk menjegal kemajuan Anda.

    2. Terlalu Kepo

    Memiliki rasa ingin tahu terhadap kehidupan pribadi rekan kerja memang wajar. Namun, jika rasa ingin tahu tersebut sudah kelewat batas dan membuat Anda tidak nyaman, patut diwaspadai. Rekan kerja yang selalu ingin tahu detail kehidupan pribadi Anda, seperti keuangan, hubungan, atau keluarga, bisa saja memiliki niat untuk memanfaatkan informasi tersebut untuk keuntungan pribadi mereka.

    Selain itu, rasa ingin tahu yang berlebihan juga bisa menjadi tanda bahwa mereka ingin mengetahui kelemahan Anda untuk digunakan sebagai bahan untuk menyerang Anda. Jaga jarak dan batasan dengan rekan kerja yang terlalu kepo, dan jangan mudah membagikan informasi pribadi yang sensitif.

    3. Sering Berbohong dan Memanipulasi

    Kejujuran adalah landasan penting dalam membangun hubungan yang baik. Jika Anda mendapati rekan kerja yang sering berbohong atau memanipulasi informasi, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka memiliki niat tersembunyi. Kebohongan dan manipulasi sering digunakan untuk menipu, mengambil keuntungan, atau menutupi kesalahan.

    Rekan kerja yang tidak jujur tidak bisa dipercaya dan dapat membahayakan Anda dan orang lain di sekitar. Jika Anda menemukan kebohongan atau manipulasi dari rekan kerja, segera laporkan kepada atasan atau pihak yang berwenang agar ditindaklanjuti.

    4. Suka Mengadu Domba

    Di tempat kerja, sering kali ada gosip dan perselisihan antar karyawan. Namun, jika ada rekan kerja yang selalu berusaha memancing keributan, mengadu domba, dan menyebarkan gosip negatif, patut diwaspadai. Rekan kerja seperti ini senang melihat orang lain bertengkar dan berusaha memecah belah tim.

    Tujuan mereka bisa saja untuk mendapatkan keuntungan pribadi, seperti mengambil alih posisi Anda, atau hanya untuk menciptakan kekacauan dan drama di tempat kerja. Jauhi rekan kerja yang suka mengadu domba dan ciptakan lingkungan kerja yang positif dan saling mendukung.

    5. Sering Mengkritik di Belakang

    Kritik membangun memang penting untuk kemajuan. Namun, jika Anda sering mendengar kritik pedas tentang pekerjaan Anda dari rekan kerja di belakang, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka memiliki niat tersembunyi. Kritik di belakang biasanya dilakukan untuk menjatuhkan reputasi Anda dan membuat Anda terlihat tidak kompeten di mata orang lain.

    Rekan kerja yang tidak berani mengkritik Anda secara langsung dan hanya berani menjelekkan Anda di belakang menunjukkan bahwa mereka tidak tulus dan tidak berani bertanggung jawab atas perkataan mereka. Hadapi rekan kerja seperti ini dengan tenang dan profesional, dan tunjukkan bahwa Anda tidak terpengaruh oleh kritik mereka.

    Kesimpulan

    Memiliki rekan kerja dengan niat tersembunyi bisa membuat Anda tidak nyaman dan menghambat kemajuan Anda dalam karir. Dengan mengetahui 5 tanda di atas, Anda dapat lebih waspada dan terhindar dari bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh rekan kerja yang tidak tulus. Ingatlah untuk selalu menjaga profesionalisme, membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja yang positif, dan jangan ragu untuk melaporkan kepada atasan atau pihak yang berwenang jika Anda merasa dirugikan oleh rekan kerja Anda.

  • 5 Latihan Otak agar kamu tidak gampang lupa

    5 Latihan Otak agar kamu tidak gampang lupa

    Otak, bagaikan otot, membutuhkan latihan agar tetap bugar dan terhindar dari pikun di usia muda. Ibarat rajin berolahraga untuk menjaga kesehatan fisik, melatih otak pun sama pentingnya. Berikut beberapa kebiasaan sederhana yang bisa dilakukan untuk melatih otak, dilengkapi dengan contoh dan detail yang lebih lengkap:

    man wearing white sweater while reading book

    1. Membaca Buku:

    • Membaca buku non-fiksi: Pilihlah buku non-fiksi yang sesuai dengan minat Anda, seperti sejarah, sains, filsafat, biografi, atau politik. Semakin menantang topiknya, semakin terpacu otak Anda untuk berpikir kritis dan analitis. Contohnya:
      • Bagi pecinta sejarah, buku “Sapiens: Riwayat Singkat Umat Manusia” karya Yuval Noah Harari bisa menjadi pilihan tepat.
      • Bagi yang tertarik dengan sains, buku “Cosmos: A Spacetime Odyssey” karya Carl Sagan dapat membuka wawasan baru tentang alam semesta.
      • Bagi yang ingin mendalami filsafat, buku “Meditasi” karya Marcus Aurelius bisa menjadi panduan untuk hidup lebih stoik.
    • Membaca buku fiksi: Membaca novel, cerpen, atau komik melatih imajinasi dan kreativitas. Selain itu, Anda juga dapat belajar tentang budaya dan kehidupan dari berbagai belahan dunia. Contohnya:
      • Novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata mengajak pembaca untuk merasakan keindahan dan perjuangan hidup di Belitung.
      • Cerpen-cerpen kumpulan “Langit Kertas” karya Tere Liye menghadirkan berbagai kisah inspiratif dan menyentuh.
      • Komik “Gila Bola” karya Jan Mintaraga bisa menjadi hiburan yang menghibur sekaligus edukatif tentang sepak bola.

    2. Bermain Teka-teki Silang:

    • Pilihlah teka-teki silang dengan tingkat kesulitan yang sesuai: Jika Anda pemula, mulailah dengan teka-teki silang yang mudah. Seiring kemampuan Anda meningkat, cobalah teka-teki silang yang lebih menantang.
    • Gunakan kamus jika diperlukan: Jangan malu untuk menggunakan kamus jika Anda tidak mengetahui arti suatu kata. Hal ini justru membantu Anda belajar kosakata baru.
    • Bermainlah bersama teman atau keluarga: Bermain teka-teki silang bersama orang lain dapat menjadi aktivitas yang menyenangkan dan bermanfaat. Anda dapat saling bertukar ide dan bersaing untuk menyelesaikan teka-teki.

    3. Belajar Bahasa Asing:

    • Ikuti kelas bahasa asing: Banyak lembaga kursus bahasa asing yang menawarkan kelas dengan berbagai metode pembelajaran, seperti tatap muka, online, atau semi-online.
    • Gunakan aplikasi belajar bahasa: Saat ini, banyak aplikasi belajar bahasa yang tersedia di smartphone. Aplikasi ini dapat membantu Anda belajar bahasa dengan cara yang menyenangkan dan interaktif.
    • Tonton film dan serial berbahasa asing: Menonton film dan serial berbahasa asing dengan subtitle bahasa Indonesia dapat membantu Anda meningkatkan kemampuan listening dan memahami budaya negara lain.

    4. Bermain Alat Musik:

    • Pilihlah alat musik yang Anda sukai: Ada banyak jenis alat musik yang bisa Anda pilih, seperti piano, gitar, biola, drum, atau flute. Pilihlah alat musik yang Anda sukai agar Anda lebih termotivasi untuk belajar.
    • Ikuti kursus musik: Jika Anda ingin belajar bermain alat musik dengan benar, ikutilah kursus musik dengan guru yang berpengalaman.
    • Bergabung dengan komunitas musik: Bergabung dengan komunitas musik dapat membantu Anda bertemu dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama. Anda dapat saling bertukar tips dan pengalaman, serta bermain musik bersama-sama.

    5. Melakukan Permainan Asah Otak:

    • Mainkan sudoku: Sudoku adalah permainan logika yang menantang Anda untuk mengisi kotak-kotak dengan angka 1-9. Permainan ini membantu melatih kemampuan konsentrasi dan pemecahan masalah.
    • Pecahkan puzzle: Puzzle menantang Anda untuk menyusun potongan-potongan gambar menjadi sebuah gambar yang utuh. Permainan ini membantu melatih kemampuan visual-spasial dan koordinasi tangan-mata.
    • Bermain permainan memori: Permainan memori membantu melatih daya ingat dan konsentrasi. Contoh permainan memori yang populer adalah Simon Says dan Kim’s Game.

    Dengan melakukan tips-tips di atas, Anda dapat melatih otak dengan cara yang lebih menyenangkan, efektif, dan bermanfaat. Ingatlah bahwa kunci untuk menjaga kesehatan otak adalah dengan terus belajar, beraktivitas, dan menantang diri Anda sendiri.

  • 5 Kebiasaan Sederhana Mencegah Pikun di Usia Produktif

    5 Kebiasaan Sederhana Mencegah Pikun di Usia Produktif

    Pikun identik dengan lansia, namun faktanya pikun juga bisa menyerang di usia produktif. Hal ini tentu dapat mengganggu aktivitas dan kualitas hidup.

    Pikun, atau yang dikenal dengan demensia dini, dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

    • Gaya hidup tidak sehat: Pola makan tidak seimbang, kurang olahraga, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan.
    • Stres kronis: Stres dapat merusak sel-sel otak dan mengganggu fungsi kognitif.
    • Kurang tidur: Kurang tidur dapat mengganggu proses konsolidasi memori di otak.
    • Penyakit tertentu: Beberapa penyakit, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung, dapat meningkatkan risiko pikun.
    • Faktor genetik: Riwayat keluarga pikun juga dapat meningkatkan risiko pikun.

    Untungnya, ada beberapa kebiasaan sederhana yang bisa dilakukan untuk mencegah pikun di usia produktif, yaitu:

    Free stock photo of analysis, anatomy, brain

    1. Melatih Otak

    Otak seperti otot, perlu dilatih agar tetap bugar. Berikut beberapa contoh cara melatih otak:

    • Membaca buku: Membaca buku non-fiksi, seperti sejarah, sains, atau filsafat, dapat melatih kemampuan berpikir kritis dan analitis. Membaca fiksi pun bermanfaat untuk melatih imajinasi dan kreativitas.
    • Bermain teka-teki silang: Teka-teki silang melatih kemampuan kognitif dan pemecahan masalah. Pilihlah teka-teki silang dengan tingkat kesulitan yang sesuai dengan kemampuan Anda.
    • Belajar bahasa asing: Mempelajari bahasa asing menantang otak untuk keluar dari zona nyaman dan meningkatkan koneksi saraf. Anda bisa mengikuti kelas bahasa asing, menggunakan aplikasi belajar bahasa, atau menonton film dan serial berbahasa asing dengan subtitle bahasa Indonesia.
    • Bermain alat musik: Bermain alat musik melatih koordinasi tangan dan mata, meningkatkan memori, dan merangsang produksi hormon dopamin yang baik untuk kesehatan otak.
    • Melakukan permainan asah otak: Ada banyak permainan asah otak yang tersedia secara online maupun offline, seperti sudoku, puzzle, dan permainan memori.

    2. Menjaga Pola Makan Sehat

    Otak membutuhkan nutrisi yang tepat untuk berfungsi optimal. Konsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya akan:

    • Vitamin B: Vitamin B penting untuk kesehatan saraf dan fungsi kognitif. Vitamin B dapat ditemukan dalam daging, unggas, ikan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
    • Omega-3: Omega-3 asam lemak penting yang membantu menjaga kesehatan otak dan jantung. Omega-3 dapat ditemukan dalam ikan salmon, sarden, mackerel, kacang kenari, dan biji chia.
    • Antioksidan: Antioksidan membantu melindungi otak dari kerusakan akibat radikal bebas. Antioksidan dapat ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, dan cokelat hitam.

    Hindari makanan olahan, gorengan, dan makanan tinggi gula karena dapat merusak otak dan meningkatkan risiko pikun.

    3. Rutin Olahraga

    Olahraga tidak hanya menyehatkan fisik, tetapi juga otak. Olahraga meningkatkan aliran darah ke otak, yang membawa oksigen dan nutrisi penting. Lakukan olahraga minimal 30 menit setiap hari. Pilihlah jenis olahraga yang Anda sukai, seperti jogging, berenang, bersepeda, atau yoga.

    4. Tidur Cukup dan Berkualitas

    Saat tidur, otak membuang racun dan konsolidasi memori. Pastikan tidur 7-8 jam setiap malam dengan kualitas yang baik. Ciptakan suasana kamar tidur yang nyaman dan hindari penggunaan gadget sebelum tidur.

    5. Mengelola Stres

    Stres kronis dapat merusak otak dan meningkatkan risiko pikun. Lakukan aktivitas yang dapat membantu mengelola stres, seperti:

    • Yoga: Yoga membantu menenangkan pikiran dan tubuh, serta meningkatkan kualitas tidur.
    • Meditasi: Meditasi membantu meningkatkan fokus dan konsentrasi, serta mengurangi stres.
    • Mendengarkan musik: Mendengarkan musik yang menenangkan dapat membantu meredakan stres dan kecemasan.
    • Menghabiskan waktu di alam: Menghabiskan waktu di alam dapat membantu menurunkan tekanan darah dan meningkatkan mood.

    Kesimpulan

    Pikun bukan hanya penyakit lansia. Pikun juga bisa menyerang di usia produktif. Dengan menerapkan kebiasaan sederhana di atas, Anda dapat membantu menjaga kesehatan otak dan mencegah pikun.

    Ingatlah, memelihara kesehatan otak adalah investasi jangka panjang untuk masa depan yang lebih cerah.

    Tips Tambahan:

    • Selalu belajar hal baru: Menantang otak dengan mempelajari hal baru dapat membantu menjaga kesehatan otak dan mencegah pikun. Anda bisa mengikuti kelas baru, membaca buku tentang topik yang menarik bagi Anda, atau mencoba hobi baru.
    • Berkontribusi kepada orang lain: Membantu orang lain dapat memberikan rasa puas dan tujuan hidup, yang baik untuk kesehatan mental dan otak. Anda bisa menjadi relawan, bergabung dengan organisasi sosial, atau membantu orang-orang di sekitar Anda.
    • Tetap positif: Memiliki pandangan hidup yang positif dapat membantu meningkatkan kesehatan mental dan otak. Hindari pikiran negatif dan fokuslah pada hal-hal baik dalam hidup Anda.

    Dengan menerapkan tips-tips di atas, Anda dapat menjaga kesehatan otak dan mencegah pikun di usia produktif.

  • 5 Cara Efektif Menghadapi Burnout dan Mencegahnya Kembali

    5 Cara Efektif Menghadapi Burnout dan Mencegahnya Kembali

    Burnout adalah kondisi kelelahan emosional, fisik, dan mental yang parah yang disebabkan oleh stres berkepanjangan. Hal ini dapat bermanifestasi dalam berbagai cara, termasuk kelelahan, kehilangan motivasi, dan kesulitan berkonsentrasi. Burnout dapat berdampak negatif pada kehidupan pribadi dan profesional Anda.

    man covering face with both hands while sitting on bench

    Mengenali Tanda-tanda Burnout:

    • Fisik: Kelelahan kronis, sakit kepala, nyeri otot, pencernaan bermasalah, insomnia.
    • Emosional: Kehilangan minat dalam pekerjaan atau hobi, mudah marah, cemas, depresi, perasaan putus asa.
    • Perilaku: Penarikan diri dari interaksi sosial, penyalahgunaan zat, perubahan pola makan, kinerja kerja menurun.

    Langkah-langkah Mengatasi Burnout:

    1. Istirahat yang Cukup: Prioritaskan tidur 7-8 jam setiap malam. Ambil cuti dari pekerjaan atau sekolah untuk memulihkan diri. Libatkan diri dalam aktivitas relaksasi seperti meditasi, yoga, atau menghabiskan waktu di alam.

    2. Lakukan Aktivitas yang Menyenangkan: Luangkan waktu untuk hobi dan minat pribadi. Lakukan aktivitas fisik yang Anda sukai. Berjalan-jalan di alam, mendengarkan musik, membaca buku, atau menghabiskan waktu bersama orang terkasih.

    3. Tetapkan Batasan: Pisahkan waktu antara kehidupan pribadi dan profesional. Hindari bekerja di luar jam kerja atau memeriksa email terkait pekerjaan. Belajarlah untuk mengatakan “tidak” pada permintaan tambahan yang membebani Anda.

    4. Kelola Stres dengan Cara Sehat: Temukan cara untuk mengelola stres dengan cara yang positif, seperti yoga, meditasi, atau menghabiskan waktu di alam. Hindari kebiasaan tidak sehat seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, atau penyalahgunaan zat.

    5. Mencari Bantuan Profesional: Jika Anda merasa kewalahan dan tidak dapat mengatasi burnout sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Terapis dapat membantu Anda memahami akar penyebab burnout, mengembangkan strategi koping, dan mendapatkan dukungan emosional.

    a man sitting at a desk with a laptop and headphones

    Tips Mencegah Burnout:

    • Delegasikan tugas: Di tempat kerja atau di rumah, mintalah bantuan orang lain untuk menyelesaikan tugas.
    • Kelola waktu dengan efektif: Buatlah jadwal dan patuhi itu. Hindari multitasking dan fokus pada satu tugas dalam satu waktu.
    • Istirahat sejenak secara berkala: Ambil istirahat singkat dari pekerjaan setiap 30-60 menit untuk meregangkan tubuh, berjalan-jalan, atau melakukan aktivitas yang menenangkan.
    • Komunikasi yang terbuka: Bicarakan dengan atasan, rekan kerja, atau keluarga tentang beban kerja dan perasaan Anda.
    • Jaga kesehatan fisik: Makan makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan cukup tidur.
    • Luangkan waktu untuk diri sendiri: Lakukan hal-hal yang Anda sukai dan membuat Anda bahagia, bahkan jika hanya sebentar setiap hari.
    • Pertahankan hubungan sosial: Jalin hubungan yang sehat dengan keluarga, teman, dan kolega.
    • Peduli terhadap diri sendiri: Dengarkan kebutuhan fisik dan emosional Anda. Berikan diri Anda waktu untuk rileks dan mengisi ulang energi.

    Burnout adalah masalah serius, tetapi dapat diatasi dan dicegah dengan langkah-langkah yang tepat. Jika Anda mengalami burnout, jangan ragu untuk mencari bantuan. Dengan memprioritaskan kesehatan mental dan fisik Anda, serta menerapkan strategi koping yang efektif, Anda dapat kembali merasa bahagia dan berenergi.

    Ingatlah: Anda tidak sendirian. Burnout adalah masalah umum yang dapat dialami oleh siapa saja. Dengan mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya dan mencegahnya kambuh, Anda dapat membangun ketahanan dan menjalani hidup yang lebih seimbang dan memuaskan.

  • 5 Keahlian Wajib, Yang Harus Dimiliki Fresh Graduate

    5 Keahlian Wajib, Yang Harus Dimiliki Fresh Graduate

    Memasuki dunia kerja bagaikan memasuki petualangan baru yang penuh tantangan. Bagi para fresh graduate, transisi ini bisa terasa menegangkan, mengingat persaingan yang ketat untuk mendapatkan pekerjaan impian.

    Namun, tak perlu khawatir! Dengan membekali diri dengan keahlian yang tepat, kamu bisa meningkatkan peluang untuk dilirik oleh perusahaan favoritmu. Berikut 5 keahlian wajib yang perlu kamu asah:

    1. Komunikasi yang Efektif: Jembatan Menuju Sukses

    man standing in front of people sitting beside table with laptop computers

    Keahlian komunikasi tak hanya tentang berbicara lancar, tetapi juga memahami dan menyampaikan informasi dengan jelas. Di dunia kerja, kamu akan dihadapkan dengan berbagai situasi yang membutuhkan komunikasi yang baik, seperti:

    • Presentasi: Kamu perlu menyampaikan ide dan gagasanmu dengan meyakinkan di depan audiens, baik secara lisan maupun tulisan.
    • Bernegosiasi: Kemampuan ini penting untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan dalam situasi bisnis.
    • Membangun Relasi: Komunikasi yang baik dapat membantumu menjalin hubungan yang positif dengan rekan kerja, atasan, klien, dan pemangku kepentingan lainnya.

    2. Pemecahan Masalah: Mengubah Tantangan Menjadi Peluang

    man holding his chin facing laptop computer

    Di dunia kerja, kamu tak hanya dituntut untuk menyelesaikan tugas, tapi juga memecahkan masalah yang muncul. Kemampuan problem solving yang baik akan membantumu:

    • Menganalisis Akar Masalah: Kamu perlu memahami akar permasalahan dengan cermat sebelum mencari solusinya.
    • Menemukan Solusi Kreatif: Tak ada satu solusi yang cocok untuk semua masalah. Berpikirlah kreatif untuk menemukan solusi yang inovatif dan efektif.
    • Menerapkan Solusi dengan Tepat: Kemampuan ini tak hanya tentang menemukan ide, tetapi juga mengeksekusi solusi dengan matang dan terukur.

    3. Bekerja Sama Tim: Kekuatan Kolaborasi yang Luar Biasa

    person in red sweater holding babys hand

    Dunia kerja bukan tentang bekerja sendiri, tetapi tentang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Kemampuan teamwork yang solid akan membantumu:

    • Berkomunikasi dengan Efektif: Kamu perlu bertukar informasi, ide, dan pendapat dengan anggota tim lainnya secara terbuka dan konstruktif.
    • Saling Menghargai: Setiap anggota tim memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Hargai perbedaan tersebut dan ciptakan lingkungan kerja yang saling mendukung.
    • Berkontribusi Aktif: Jangan hanya menjadi beban tim. Ambil tanggung jawab dan berikan kontribusi terbaikmu untuk mencapai tujuan bersama.

    4. Kemampuan Beradaptasi: Menghadapi Perubahan dengan Fleksibel

    man sitting facing monitor

    Dunia kerja terus berkembang dan berubah dengan cepat. Kamu harus mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut agar tetap relevan dan kompetitif. Kemampuan ini termasuk:

    • Belajar Hal Baru: Terbukalah untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru yang dibutuhkan di dunia kerja saat ini.
    • Menerima Kritik dan Saran: Gunakan kritik dan saran sebagai peluang untuk berkembang dan meningkatkan diri.
    • Menyesuaikan Diri: Kamu harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang baru, budaya perusahaan, dan cara kerja yang berbeda.

    5. Berpikir Kritis: Memilah Informasi dan Mengambil Keputusan Tepat

    man sitting on sofa while holding book

    Di dunia kerja, kamu akan dihadapkan dengan berbagai informasi dan situasi yang membutuhkan pemikiran kritis. Kemampuan ini membantumu:

    • Menganalisis Informasi: Kamu perlu memilah informasi yang akurat dan relevan dari sumber yang terpercaya.
    • Menimbang Pro dan Kontra: Setiap keputusan memiliki konsekuensinya. Pertimbangkan semua aspek sebelum mengambil keputusan.
    • Membuat Kesimpulan yang Rasional: Berdasarkan analisis dan pertimbangan yang matang, kamu dapat membuat keputusan yang tepat dan bertanggung jawab.

    Ingatlah, keahlian hanyalah salah satu faktor yang menentukan kesuksesanmu di dunia kerja. Sikap yang positif, etos kerja yang tinggi, dan kemauan untuk terus belajar juga tak kalah penting. Teruslah berusaha dan kembangkan dirimu.

  • 5 Mitos Produktivitas yang Bikin Kamu Gak Maju

    5 Mitos Produktivitas yang Bikin Kamu Gak Maju

    Di era modern yang serba cepat ini, banyak orang yang ingin menjadi lebih produktif. Hal ini wajar saja, karena dengan menjadi lebih produktif, kita dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dan mencapai tujuan lebih cepat.
    man holding smartphone looking at productivity wall decor

    Namun, tahukah Anda bahwa ada beberapa hal yang selama ini dianggap sebagai kebiasaan produktif, ternyata hanyalah mitos dan kesalahpahaman? Berikut adalah 5 hal yang perlu Anda perhatikan:

    1. Multitasking

    Multitasking sering kali dianggap sebagai cara yang efektif untuk meningkatkan produktivitas. Anggapan ini didasari oleh pemikiran bahwa dengan mengerjakan beberapa tugas secara bersamaan, kita dapat menghemat waktu dan menyelesaikan lebih banyak hal.

    Namun, penelitian menunjukkan bahwa multitasking sebenarnya dapat menurunkan fokus dan efisiensi. Otak kita tidak dirancang untuk mengerjakan beberapa tugas kompleks secara bersamaan dengan baik. Saat Anda melakukan multitasking, otak Anda sebenarnya hanya berpindah-pindah tugas dengan cepat, dan hal ini dapat menyebabkan kesalahan, kelupaan, dan stres.

    Sebagai gantinya, cobalah untuk fokus pada satu tugas pada satu waktu. Berikan perhatian penuh Anda pada tugas yang sedang dikerjakan, dan hindari gangguan seperti notifikasi media sosial atau email. Dengan fokus penuh, Anda dapat menyelesaikan tugas dengan lebih cepat, akurat, dan berkualitas tinggi.

    2. Sibuk ≠ Produktif

    Banyak orang mengira bahwa semakin sibuk mereka, semakin produktif mereka. Kesalahan ini sering kali muncul karena mereka menyamakan kesibukan dengan hasil.

    Memang benar bahwa untuk mencapai tujuan, kita perlu berusaha dan bekerja keras. Namun, kesibukan tanpa arah dan tujuan yang jelas tidak akan menghasilkan apa-apa.

    Penting untuk memfokuskan energi pada tugas-tugas yang benar-benar penting dan memberikan hasil yang nyata. Buatlah daftar prioritas dan kerjakan tugas-tugas penting terlebih dahulu. Hindari membuang waktu pada hal-hal yang tidak penting atau tidak berkontribusi pada pencapaian tujuan Anda.

    3. Mengorbankan Istirahat

    Banyak orang yang merasa bahwa mereka harus terus bekerja tanpa henti untuk menjadi produktif. Anggapan ini didasari oleh ketakutan bahwa istirahat akan membuat mereka tertinggal.

    Namun, istirahat sama pentingnya dengan bekerja. Saat Anda beristirahat, otak Anda memiliki kesempatan untuk mengisi ulang energi, memproses informasi, dan memicu kreativitas.

    Kurang istirahat dapat menyebabkan kelelahan, stres, dan penurunan konsentrasi, yang pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas Anda secara signifikan.

    Tips:

    • Luangkan waktu 5-10 menit setiap jam untuk istirahat. Lakukan peregangan, berjalan kaki singkat, atau meditasi.
    • Tidur yang cukup setiap malam, minimal 7-8 jam.
    • Ambil jeda yang lebih lama secara berkala, seperti cuti akhir pekan atau liburan.

    4. Selalu Mengatakan “Ya”

    Sulit untuk menolak permintaan orang lain, terutama jika Anda ingin dianggap sebagai orang yang baik dan suka membantu.

    Namun, selalu mengatakan “ya” pada semua permintaan dapat membuat Anda kewalahan, stres, dan tidak memiliki waktu untuk mengerjakan tugas-tugas penting Anda sendiri.

    Penting untuk belajar bagaimana mengatakan “tidak” pada hal-hal yang tidak dapat Anda lakukan atau yang tidak sesuai dengan prioritas Anda. Jelaskan dengan sopan bahwa Anda memiliki komitmen lain atau sedang fokus pada tugas lain yang lebih penting.

    5. Bekerja di Tempat yang Berantakan

    Beberapa orang merasa bahwa mereka lebih kreatif dan produktif saat bekerja di tempat yang berantakan. Mereka beranggapan bahwa kekacauan memicu ide-ide baru dan membantu mereka untuk berpikir “di luar kotak”.

    Namun, penelitian menunjukkan bahwa lingkungan yang berantakan sebenarnya dapat mengganggu konsentrasi dan menurunkan produktivitas. Benda-benda yang berserakan di sekitar Anda dapat menarik perhatian Anda dan membuat Anda mudah teralihkan.

    Menata ruang kerja Anda dengan rapi dan teratur dapat membantu Anda fokus, mengurangi stres, dan menemukan barang-barang yang Anda butuhkan dengan lebih mudah.

  • 7 Kebiasaan Hebat Sebelum Jam 7 Pagi yang Bikin Harimu Makin Produktif

    7 Kebiasaan Hebat Sebelum Jam 7 Pagi yang Bikin Harimu Makin Produktif

    green ceramic mug on wooden desk

    Pagi hari bagaikan kanvas kosong, siap diwarnai dengan berbagai aktivitas dan pencapaian. Memulai hari dengan baik bagaikan sapuan kuas pertama yang menentukan arah dan kualitas hari itu. Kabar baiknya, kamu bisa menjadi “pelukis” handal yang mewarnai pagimu dengan 7 kebiasaan hebat berikut, dan memulai harimu dengan maksimal:

    1. Bangun Pagi dan Tidur Cukup:

    Bayangkan alarmmu berbunyi merdu di jam 5.30 pagi, menandakan awal hari yang penuh semangat. Bangunlah pada waktu yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan, untuk melatih ritme sirkadian tubuhmu. Tubuh yang terbiasa akan bangun dengan segar dan berenergi, siap menyambut pagi yang cerah.

    Namun, kunci utama untuk pagi yang produktif adalah tidur yang cukup. Pastikan kamu tidur 7-8 jam setiap malam agar tubuh dan pikiranmu terisi ulang dengan sempurna. Tidur yang berkualitas bagaikan pupuk ajaib yang menyuburkan “kebun” dirimu, membantumu fokus, kreatif, dan siap beraktivitas.

    2. Minum Air Putih:

    Segera setelah membuka mata, sambut tubuhmu dengan segelas air putih. Air putih bagaikan air zamzam di pagi hari, membantu rehidrasi tubuh yang mungkin dehidrasi setelah semalaman tidur. Aliran air yang lancar melancarkan pencernaan dan meningkatkan fungsi otak, bagaikan membersihkan “pipa-pipa” di dalam dirimu agar siap bekerja optimal.

    3. Olahraga Ringan:

    Luangkan 15-30 menit untuk berolahraga ringan, bagaikan peregangan di awal senam pagi. Yoga, peregangan, atau berjalan kaki adalah pilihan tepat untuk membangunkan otot-ototmu yang masih kaku dan melancarkan aliran darah. Olahraga pagi bagaikan suntikan energi yang membangkitkan semangat dan moodmu. Rasakan tubuhmu yang lebih segar dan siap beraktivitas.

    4. Sarapan Sehat:

    Jangan lewatkan sarapan! Sarapan bagaikan bahan bakar utama yang memberi energi untuk beraktivitas sepanjang hari. Pilihlah sarapan yang sehat dan bernutrisi, kaya protein, serat, dan vitamin. Telur rebus, oatmeal dengan buah-buahan, atau roti gandum dengan alpukat bisa menjadi pilihan. Sarapan sehat bagaikan bahan bakar berkualitas tinggi yang membuat mesin tubuhmu bekerja optimal sepanjang hari.

    5. Menyusun Daftar Prioritas:

    Ambil secarik kertas dan pulpen, bagaikan pena jurnalis yang siap mencatat berita penting. Buatlah daftar tugas yang ingin kamu selesaikan hari itu. Prioritaskan tugas yang paling penting dan susunlah langkah-langkah yang perlu dilakukan. Daftar prioritas bagaikan peta harta karun, membantumu fokus dan terorganisir sepanjang hari, memastikan kamu mencapai tujuanmu dengan efektif.

    6. Rapikan Tempat Tidur:

    Luangkan waktu sejenak untuk merapikan tempat tidurmu, bagaikan merapikan kamar setelah bangun tidur. Tarik selimut dan bantal, rapikan sprei, dan lipat rapi. Merapikan tempat tidur bagaikan memberi tanda bahwa kamu sudah siap memulai hari baru, dan memberikan rasa pencapaian kecil di awal pagi. Hal ini juga dapat meningkatkan kualitas tidur di malam hari.

    7. Bersyukur:

    Luangkan waktu beberapa menit untuk bersyukur atas hal-hal baik dalam hidupmu, bagaikan menghitung nikmat yang tak terhingga. Bersyukur bisa dilakukan dengan menulis di jurnal, berbicara dengan diri sendiri, atau berdoa. Bersyukur bagaikan sinar matahari pagi yang menghangatkan hati, meningkatkan kebahagiaan dan optimisme, dan membantumu memulai hari dengan lebih positif.